Banyak pasangan suami-istri yang memutuskan ingin segera punya anak, tapi tak sedikit juga yang ingin menunda kehamilan. Menghitung masa subur merupakan satu cara untuk mengetahui hari ovulasi. Selain itu, ada cara lain untuk mengetahui apakah kamu sedang dalam masa subur atau tidak. Pengetahuan ini penting sebagai salah satu upaya agar cepat hamil atau justru menundanya.
Sebenarnya, ketika masa subur tiba, tubuh akan memberikan tanda-tanda yang bisa ‘dibaca’. Apa saja tanda-tanda itu?
1. Suhu Basal Tubuh Naik
Suhu basal merupakan suhu terendah saat kita istirahat (tidur). Suhu basal tubuh bisa dideteksi tak lama setelah bangun tidur dan dapat berubah menurut kadar hormon. Perubahan kadar hormon bisa terjadi sepanjang siklus menstruasi. Pertama-tama, hormon estrogen akan lepas dari ovarium kemudian seiring meningkatnya kadar hormon sel telur dilepaskan. Tubuh juga akan menghasilkan hormon progesteron yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Ini pertanda bahwa ovulasi akan terjadi, tubuh sudah siap melakukan pembuahan. Saat ovulasi, suhu tubuh lebih tinggi daripada biasanya sehingga lebih mudah mendeteksi hari ovulasi.
Mengukur dan mencatat suhu basal setiap pagi ketika bangun tidur bisa membantumu mengetahui masa ovulasi. Dengan begini, kamu bisa memprediksi kapan masa subur dan bersiap saat hari ovulasi. Perlu diingat, jangan banyak bergerak saat bangun tidur supaya tidak mempengaruhi suhu basal. Kalau perlu, letakkan alat pengukur masa kesuburan di samping tempat tidur.
2. Tekstur Lendir Mulut Rahim Berubah
Jumlah hormon estrogen juga mempengaruhi tekstur cairan (mukus) pada mulut rahim. Pada masa ovulasi, mukus akan bertekstur transparan dan licin seperti putih telur. Tekstur mukus berubah bukan tanpa alasan lho. Tekstur seperti ini akan membantu sperma berenang mencapai sel telur. Maka itu, ketika kamu mendapati tekstur seperti ini di pakaian dalam, artinya kamu memasuki masa subur. Perlu dibedakan mukus yang sehat dan tidak sehat alias dipengaruhi oleh infeksi vagina atau sebab lain. Umumnya, mukus menjadi lebih lengket setelah siklus mens. Pada masa subur atau ovulasi, mukus keluar lebih banyak, basah, licin, dan transparan seperti putih telur. Namun, setelah ovulasi, tekstur mukus lebih tebal dan keluar lebih sedikit.
3. Kondisi Mulut Rahim Berubah
Perubahan kondisi mulut rahim antara saat masa ovulasi dan masa normal mungkin sulit diketahui. Selama ovulasi, mulut rahim akan terasa lebih lembut, lebih tinggi, dan lebih terbuka. Untuk mengetahui perbedaannya, kamu bisa mengukur sendiri menggunakan satu-dua jari pada mulut rahim. Perubahan ini memungkinkan sperma masuk ke leher rahim dan membuahi sel telur. Potensi hamil pun menjadi lebih besar. Ketiga tanda tersebut merupakan ciri-ciri masa subur yang bisa kamu rasakan sendiri. Untuk mengantisipasi datangnya masa subur dan ovulasi, kamu butuh alat ukur spesial yang akurat. Dengan alat ini, kamu bisa memantau kapan waktu yang tepat untuk berhubungan intim.
Kini Ovutest Femometer tersedia untuk membantumu mendeteksi masa subur dan ovulasi yang berpengaruh penting pada kehamilan. Cara menggunakan Ovutest Femometer pun hanya dengan 3 langkah. Pertama, pastikan kamu sudah mengunduh aplikasi Femometer di hp. Kedua, nyalakan bluetooth untuk mengkoneksi alat Femometer ke aplikasi. Ketiga, ukur suhu basal tubuh seketika bangun tidur di pagi hari. Letakkan ujung Femometer di bawah lidah.
Biarkan Femometer bekerja selama 1-3 menit atau sampai berbunyi 3 kali. Suhu basal tubuhmu akan dimonitor aplikasi untuk mengetahui pasti masa subur. Aplikasi Femometer juga punya fitur lain yang bermanfaat membuka kesadaranmu akan siklus menstruasi bulanan dan perkembangan kesehatan.
Tertarik? Ovutest Femometer sudah bisa didapatkan di marketplace di Indonesia.
0 komentar :
Posting Komentar